Postingan

Dismenore?

   Sebelumnya, dismenore itu adalah sakit perut, nyeri atau kram yang dirasakan pada saat atau sebelum menstruasi. Saya mengalaminya sejak kelas 7 SMP. Sakit perut yang luar biasa dirasakan disaat hari pertama bahkan hingga hari ketiga menstruasi. Dulu, saya selalu izin pulang kerumah jika saya mendapatkan hari itu. Ibu saya selalu memaksakan untuk tetap dirumah dan tidak bekerja pada hari itu. Saya merasa saya banyak merepotkan orang lain bahkan tetangga-tetangga saya ikut repot.    Rasanya gimana sih? Wah, ini gabisa dijelasin. Perut terasa nyeri, kadang mual bahkan sampe muntah-muntah, badan terasa lemas, keringat dingin terus bercucuran, terus kaki kalo mau ngelangkah itu berat banget, dibawa tidur juga kalo ada orang yang ngomong dalam nada bicara rendah pun ga akan bisa tidur.    Dismenore ini sangat sangat mengganggu, contohnya saat saya mempunyai janji pada hari itu saya harus membatalkannya. Sampe sampe saya gaboleh ngelanjutin sekolah diluar kota karena orang tua saya khawa

Catatan 22:56

   Jalan kosong kelabu terasa telanjang. Kubuka jendela kemurungan, tepat! Hujan jatuh di telapak tanganku. Mengisi kesepian yang bertumpah ke dalam segumpal darah ini. Jarum kompas berhenti, tujuan telah terarah. Bunga tanpa nama itu akhirnya mekar, dengan sigap ia melompat dengan bebas ke dunia yang cerah ini. Tempat dimana cahaya untukmu bersandar.    Tuan dari sudut pandang orang pertama tunggal. Tuan yang kusamarkan namanya menjadi Rendy. Maaf tak bisa kusebutkan namamu disini. Cukup dengan Nya saja. Cukup aku saja yang memaksa namamu menggerogoti otak ini dan memaksanya untuk terus bertahan. Nama mu diselimuti sebuah kata bernama angan dan dan sebuah pikiran berselimut bayangan. Nama mu sepertinya diracik dengan tepat sehingga delusi memaksa untuk masuk. Aku selalu berpikir bahwa delusi tak selalu salah, delusi hanyalah perwujudan dari-Nya yang belum sempurnya dan takut untuk memeluk realita. Melihatmu dari tepi aula, manja terbuai dari manisnya genangan air hujan. Bertutur engk

Tentang Waktu

    Waktu tak pernah bicara tentang pertemuan. Waktu yang tidak berkompromi dengan perpisahan. Serta angin yang tidak pernah meninggalkan jejaknya. Puan yang sedang menyesap coklat panas itu membiarkan waktu berkawan dengan angin untuk menyapa dunia. Puan itu sangat tenang merangkul sudut kota. Ia melihat seorang tuan, memayungi letihnya hari dan melabuhkan rindu yang hanya sebenih harap. Seperti angin yang membelainya dan debu yang melayang, tuan itu disana. Tapi puan itu tak bisa meraihnya, tuan itu hanyalah mimpi dan kupu-kupu. Bagaikan tak berdosa, bayangan tuan itu terus menghantuinya. Entah itu karsa yang tuan itu rencanakan atau hanya sebuah halusinasi, entahlah puan itu terlalu bodoh untuk memutuskannya.      Kalian bisa menjuluki puan itu manusia paradoks. Seringkali ia membuat pernyataan yang bertentangan dengan hatinya. Seperti saat itu, ia berhadapan dengan tuan yang sangat ia kagumi.  Puan itu telah merancang apa yang harus ia lakukan ketika bertemu dengan tuan itu. Tetap